Kaki Hampir Patah Bersepeda 72 Km Ke PLTU Tanjung Jati B
![]() |
Bersepeda Dengan Fixie |
Pagi itu minggu 8 April 2018, saat mata ingin terbuka lebar tapi seluruh
tubuh ini masih terbelenggu rantai kemalasan di dinginnya pagi itu. Naluri
selalu berkata “tidur lagi, tidur lagi, mumpung hari libur”, tapi saat
bermalas-malasan di atas kasur gue yang keras, gue teringat kalau pagi itu gue
punya janji untuk
sepedaan bareng teman gue. Dengan seluruh semangat yang tersisa gue lawan semua bisikan setan dalam diri, lalu gue membuka mata dan mulai beranjak dari tempat tidur meskipun berat tapi gue berhasil memutuskan rantai kemalasan yang membelenggu tubuh ini. Setelah terbangun gue langsung cuci muka dan masukin alat mandi kedalam tas, maklum rantai kemalasan mandi pagi belum terputus dari tubuh gue wkwkwk.
sepedaan bareng teman gue. Dengan seluruh semangat yang tersisa gue lawan semua bisikan setan dalam diri, lalu gue membuka mata dan mulai beranjak dari tempat tidur meskipun berat tapi gue berhasil memutuskan rantai kemalasan yang membelenggu tubuh ini. Setelah terbangun gue langsung cuci muka dan masukin alat mandi kedalam tas, maklum rantai kemalasan mandi pagi belum terputus dari tubuh gue wkwkwk.
![]() |
Bantrung-Taman Kerang di Strava |
Dan sekitar jam 5 lewat dikit gue langsung
kayuh sepeda gue dari rumah (Bantrung, Batealit) menuju taman kerang yang
berjarak 8.1 km. Jalan di dekat rumah gue masih naik turun dan di kanan-kiri
jalan masih banyak ditemui area persawahan, ya namanya juga di desa. Udah udara
pagi dingin, ngelewati jalan sepanjang persawahan yang minim penerangan, jalan
naik turun ditambah sepeda gue single speed 46t x 17 yang sangat terasa berat
di tanjakan, gue yakin deh Dilan tak akan kuat bersepeda seperti ini. Benar
saja saat gue melintasi area persawahan yang jalannya minim pencahayaan roda
sepeda gue masuk kedalam lubang jalan yang
cukup dalam, gue lalu berhenti dan mengecek roda sepeda gue tapi
syukurlah tidak kenapa-kenapa. Karna gue tak mau masuk kedalam lubang yang
sama, gue nyalain flash hp gue untuk menerangi jalan gue. Setelah melewati jalan
gelap, tanjakan, jalan berlubang, 21 menit kemudian gue sampai di tempat
pertemuan yaitu di taman kerang (jepara).
![]() |
Fixie Di Taman Kerang |
Setelah sampai di Taman Kerang, gue langsung
WA tanya pandu udah sampai mana? Dan ternyata Pandu masih sampai di depan Rumah
Sakit Kartini yang berjarak sekitar 2 km an. Tak sempat lama gue nikmatin sejuknya
udara pagi di taman kerang, sekitar 10 menitan lebih dikit akhirnya Pandu
sampai juga. Setelah Pandu sampai kita langsung menentukan tujuan pertama kita,
dan tujuan pertama kita adalah pantai bondo yang berjarak 13 km dari taman
kerang.
![]() |
Taman Kerang - Pantai Bondo on strava |
Untuk menuju ke pantai kita kayuh sepeda kita
dengan santai, dan 40 menit kemudian kita sampai di pantai bondo. Sesampainya
di pantai bondo gue langsung memesan kopi hitam di Cafe Lampion. Kopi hitam
yang selalu mengajarkan gue untuk menikmati kehidupan ini meskipun pahit, dan
pantai yang selalu mengajarkan untuk selalu tenang menyikapi masalah hidup dan
menanti cara hingga ombak dapat menyapu semua masalah kita, emang cara yang
sangat sempurna menikmati pagi dengan ngopi di pinggir pantai. Setelah kopi gue habis, gue ajak pandu menyusuri putihnya pasir pantai sambil menikmati
ombak-ombak kecil yang menendang-nendang lembut kaki ini.
![]() |
Jalan-jalan dengan sepeda fixie di Pantai Bondo |
Setelah puas menikmati indahnya pagi di pantai
bondo, kita langsung cabut dan menuju ke Wisata Telaga Sejuta Akar yang
berjarak 6.2 km dari Pantai Bondo. Gue kurang tahu untuk menuju ke wisata
telaga sejuta akar dari pantai bondo butuh waktu berapa lama, karena saat
sampai di wisata telaga sejuta akar gue lupa matiin timer Strava gue. Wisata
Telaga Sejuta Akar merupakan tempat wisata yang terdapat sebuah telaga
dikelilingi pohon besar (sepertinya pohon bringin) yang banyak sekali akarnya,
tapi gue belum sempet ngitung sih, apa benar akarnya ada sejuta? wkwkwk. Di
wisata Telaga Sejuta Akar lo bisa mancing, ataupun barbequenan disini, cocok
banget sih tempat ini untuk wisata bersama keluarga karena tempatnya yang adem
dan masih asri juga.
Sepedanan Ke Wisata Telaga Sejuta Akar |
Setelah puas santai-santai dan berfoto ria di
Wisata Telaga Sejuta Akar, gue langsung menuju ke PLTU Tanjung Jati. Mulai dari
sini gue lupa berapa waktu yang gue butuhin untuk menuju ke antar tempat yang
gue singgahin karena strava gue Cuma gue stop dan resume dari wisata telaga
akar muter PLTU sampai rumah yang berjarak 42 km yang menghabiskan waktu 2 jam
30 menit. Sesampainya di area PLTU kita langsung cari makan, dan kita makan di
black cafe (udah terdaftar di google maps). Setelah makan kita menuju PLTU dan
berfoto bentar, langsung kita berencana untuk pulang saja.
![]() |
Record Strava |
Dari PLTU kita menuju ke jalan raya
Bangsri-Kelet, tapi sebelumnya kita mapir di Masjid Shirotul Huda Tubanan untuk
gue mandi dulu, karena dari tadi pagi gue belum mandi dan gosok gigi. Setelah
badan gue kering kita langsung melanjutkan perjalanan pulang. Dari Tubanan
menuju jalan raya tepatnya di daerah Kembang, kita melewati hutan jati yang
cukup panjang. Dan ditengah perjalanan melewati hutan jati stamina gue
benar-benar diuji, gak tau kenapa setelah makan tadi badan gue berasa lemes dan
pengennya berhenti dan istirahat saja. Ditambah lagi jalan yang naik-turun,
yang sempat membuat beberapa kali gue ditinggal pandu. Disinilah perbedaan sepeda fixie (single speed) dan 6 speed benar-benar kelihatan.
Setelah kita melewati hutan jati tiba-tiba hujan dan kita berteduh di rumah
warga tak jauh dari jalan raya bangsri-kelet. Setelah hujan sudah reda, kita
melanjutkan kembali perjalanan kita.
![]() |
Bersepeda Ke PLTU Tanjung Jati B |
Setelah sampai di jalan raya kita langsung
menuju ke selatan untuk pulang, dan sampainya di wedelan gak tau kenapa pengukur
detak jantung gue menunjukan penurunan detak jantung. Gue sempet bingung detak
jantung gue gak naik malah turun, pdahal kan gue olah raga berat ini, dan akhirnya gue mampir di alfamart wedelan
untuk membeli kratingdaeng untuk menstabilkan detak jantung gue. Setelah dari
alfatmart wedelan kita langsung lanjut pulang dan sempat beberapa kali
berhenti, di demeling kaki gue agak kram, trus di mulyoharjo untuk beli minum,
dan terakhir di indomaret kecapi karena arah kita berbeda kita berpisah di
sini, pandu menuju keselatan, dan gue ke timur. Dan sekitar jam setengah 1 nan
gue sampai di rumah dan pas di gang depan rumah gue, tiba-tiba kaki gue gak mau
digerakan sama sekali dan gue berbaring sekitar 15 menitan di pinggir jalan
menunggu kaki gue bisa di gerakkan kembali.
Total minggu itu gue bersepeda 72.3 km dengan
waktu sekitar 4 jam 24 menit bersepeda. Pelajaran yang gue dapat saat gue pakai fixie
bersepeda dengan pandu yang paki roadbike, gue harus pintar-pintarnya mengatur
kecepatan untuk mengimbangi kecepatan pandu. Kelemahan pengguna fixie tuh di kecepatan
awal menuju kecepatan tertinggi, karena di ontelan pertama menuju kecepatan
tinggi tuh sangat berasa berat banget dikaki, makanya kita harus menghindari
yang namanya ngerem sebelum tanjakan kalau bisa sebelum tanjakan kita
menggunakan kecepatan sama sampai atas tanjakan agar terasa ringan. Dan terkadang
pengguna roadbike di depan lo suka ngerem mendadak, dan lo jangan selamanya
mengikuti ngerem, karena pengguna roadbike enak jika terasa berat tinggal
mengoper gearnya. Bila perlu lo salip rodabike di depan lo untuk menstabilkan
kecepan lo, intinya dari tips gue ini untuk bersepeda jauh di butuhkan
endurance dan untuk mendapatkan ketahanan tersebut antar pengguna fixie dan
roadbike itu berbeda. Si roadbike butuh pengaturan gear yang digunakan agar
tetap ringan kayuhannya dan bisa menyimpan tenaga sebanyak mungkin, dan si fixie perlu
penstabilan kecepatan untuk menjaga kecepatan dan stamina.
Begitulah sedikit cerita gue bersepeda
bersama pandu, semoga bermanfaat untuk pembaca. Cukup sekian dulu postingan
kali ini, jika ada salah ketik dan pemilihan kata yang tak berkenan untuk
pembaca mohon dimaklumi. Wassalam #Letsguides